Kamis, 30 Juni 2011

gangguan pada usus besar(ca colorecti)

Posted by romansah pada Februari 24, 2009
Dilihat dari bentuknya usus besar terdiri dari tiga bagian yaitu bagian usus menaik, bagian usus mendatar, dan bagian usus menurun. Adanya gangguan-gangguan tertentu menyebabkan usus besar mengalami kelainan dan berubah dari bentuk normalnya. Beberaoa kelainan yang sering terjadi pada usus adalah sebagai berikut:
· Prolapsus (usus menggangung), terjadi penggantungan organ atau jaringan ke arah bawah; dalam usus dua belas jari. Kondisi ini dapat menurunkan tekanan organ. Merusak sirkulasi dan fungsi usus.
· Prolapsus on lower with organ pressure. Usus menggantung dengan disertai tekanan pada organ dibawahnya.
· Spasm. Penyempitan pada bagian tertentu di usus. Gejala yang biasa muncul antara lain: terjadi kram (kejang otot) dan pengetatan otot.
· Balooned Sigmoid. Pembesaran usus besar akibat penimbunan gas atau bahan feses.
· Stricture. Pengecilan bagian-bagian tertentu pada usus.
· Diverticulata. Munculnya kantong-kantong kecil pada bagian tertentu di usus besar. Kantong-kantong tersebut disebabkan oleh protusi selaput lendir (mucus membrane) lewat kerusakan pada lapisan otot usus besar. Divertikula adalah titik-titik lemah pada dinding kolon dan kadang-kadang dapat pecah dan memungkinkan terjadi infeksi disekitarnya (kondisi ini disebut diverticulities). Namun untunglah, kebanyakan pengidap divertikulata tidak mengalami divertikulitis. Umumnya terasa nyeri pada perut bagian bawah, obstipasi dan diare oleh gangguan motilities sigmoid.
· Colitis. Penggembungan pada sebagian usus besar sementara bagian yang lain terjadi penyempitan. Colitis merupakan radang akut yang amat perih pada usus besar yang timbul pada konstipasi lanjuran dan diare. Kondisi seperti ini sering disebabkan akibat tekanan emosi dan kecemasan. Kelainan uni umumnya ditemukan pada orang muda (usia 15-30 tahun) dan usia lanjut (60-80 tahun). Wanita memiliki peluang lebih besar mengalami kelainan ini dibandingkan pria. Gejala utama yang biasa muncul pada penderita penakit ini antara lain: pendarahan dari rektum dan diare bercampur darah, nanah dan lendir. Biasanya disertai tenesmi dan kadang inkntinensia alvus (perut dengan isinya). Biasanya penderita mengalami demam, mual, muntah dan berat badan menurun.
Sembelit
Sembelit adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan melakukan buang air besar (BAB) yang disebabkan oleh adanya penumpukan atau penyumbatan usus oleh sisa-sisa makanan atau feses. Lebih dari 90% masalah kesehatan manusia berasal dari kolon yang tersumbat.
Sembelit dapat terjadi karena beberapa hal antara lain :
· Makanan yang kurang serat/fiber melambatkan pembuangan feses dan menyebabkan toksin-toksin menempel pada kantong usus.
· Perekatan (adhesions) dapat menjadi penyebab sembelit karena membran mukus yang melekat pada dinding usus.
· Regangan kolon akibat kelebihan kandungan makanan.
· Ketidakseimbangan katup yang menyebabkan isi dalam kolon kembali ke dalam usus kecil.
· Kurang olah raga, terutama olahraga pada bagian perut.
· Keadaan postur yang lemah ditambah dengan pengerutan spontan dan reflek pada otot-otot tertentu, juga dapat mengakibatkan proses pembuangan feses tidak normal.
Tanda-tanda atau gejala adanya sembelit adalah :
· Pembesaran abdomen (perut) dengan adanya rasa belum puas buang air besar.
· Sakit kepala.
· Tekanan kejiwaan, rasa was-was dan sensitive terhadap gangguan.
· Letih dan haus
· Pencernaan tidak baik dan banyak gas
· Sulit tidur dan sering bangun di waktu malam
· Berlebihan berat badan, mal nutrisi, dan ketidak seimbangan kelenjar.
· Sakit organ belakang bawahan (lower back pain) yaitu bila kolon menekan saraf sciatica.
· Adanya masalah pada kulit, rambut dan kuku.
Apabila sembelit dibiarkan terlalu lama dapat mengakibatkan terjadinya penyakit lain seperti:
· Wasir
· Intoksikasi
· Penyakit autoimun yang terbentuk akibat sistem imun yang bekerja keras mengalami kekeliruan sehingga menyerang organ-organ sistem tubuh yang lainnya seperti lupus dan kanker.
Usus besar merupakan tempat transit (berhentinya) zat-zat makanan dalam tubuh. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa zat-zat makanan berada dalam usus besar selama kurang lebih 14 jam. Pengkonsumsian makan yang tidak seimbang, kekurangan serat dan air, penggunaan antibiotik serta tekanan perasaan bisa menyebabkan masa transit tersebut berlangsung lebih lama.
Tidak semua manakan yang terdapat dalam usus besar dapat mengalir atau dibuang melalui anus (berupa buang air besar). Sebagian dari sisa makanan tersebut ada yang melekat pada dinding-dinding usus besar. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa terdapat antara 10 hing 15 pound (1 pound sama dengan ½ kilogram) sisa makanan yang melekat pada lipatan-lipatan usus manusia dewasa. Keadaan ini jika dibiarkan dapat menjadi penyebab munculnya berbagai penyakit.
Warna dari sisa makanan atau feses (tinja) tersebut bermacam-macam sesuai dengan tingkat bahaya serta lamanya sisa makanan tersebut melekat dan menumpuk pada usus.
Sebab-sebab Terjadinya Penyumbatan Pada Usus Besar
Terjadinya penymbatan pada usus besar disebabkan oleh kebiasaan konsumsi makanan yang salah serta penumpukan banyak toksin, yaitu :
· Makanan yang tidak seimbang
Tubuh manusia memerlukan zat-zat makanan yang beraneka ragam dan seimbang. Pengambilan makanan yang tidak seimbang mengakibatkan proses pencernaan tidak bisa berjalan secara optimal dan terjadinya penymbatan pada usus. Misalnya orang yang kurang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan menyebabkan tubuh kekurangan serat, akibat proses pencernaan terganggu. Biasanya orang yang bersangkutan akan mengalami sembelit.
· Makanan Olahan
Makanan olahan seperti gula, tepung, makanan siap saji dan sebagainya dapat meningkatkan kadar keasaman dalam tubuh. Makanan olahan akan mengurangi kesan elektrolitas dalam tubuh sehingga mengakibatkan cairan empedu yang semestinya membantu perncernaan menjadi lebih asam. Cairan empedu tidak bisa mencerna makanan secara semurna justru akan mengakibatkan terbentuknya pelekat (plag) pada mukosa pada dinding-dinding usus.
· Plag dan Toksin
Plag dapat menghalangin penyerapan zat-zat makanan dan pada saat yang sama menjadi sumber toksin. Kotoran yang lama dan kuman jahat yang diserap masuk kesalam saluran darah dan hati secara terus menerus, kondisi ini dikenal sebagai auto intoksication. Sementara itu penumpukan toksin akan semakin membebani usus dan liran darah sedangkan tubuh tidak lagi mampu menghasilkan nutrien dalam jumlah yang cukup.
Segalan faktor penyumbat usus seperti yang telah disebutkan di atas akan menimbulkan beberapa gejala baik secara fiik maupun psikis. Gejala-gejala fisik antara lain : kepala pusing, rasa letih, napas berbau, sakit pada persendian, dan beberapa masalah pada kulit. Adapun gejala-gejala pada psikis antara lain: sering emosi dan timbulnya pikiran negatif.





Sebagai saluran terakhir pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker dari makanan yang kita konsumsi. Ada lima stadium dengan sifat masing-masing dan besaran kemungkinan bertahan hidup yang semakin kecil bagi pasien.
Gejala
Lelah, sesak napas waktu bekerja, dan kepala terasa pening.
Pendarahan pada rektum, rasa kenyang bersifat sementara, atau kram lambung serta adanya tekanan pada rektum.
Adanya darah dalam tinja, seperti terjadi pada penderita pendarahan lambung, polip usus, atau wasir.
Pucat, sakit pada umumnya, malnutrisi, lemah, kurus, terjadi cairan di dalam rongga perut, pembesaran hati, serta pelebaran saluran limpa.
Penyebab
Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan ototoksin serta gelombang elektromagnetik.
Pola makan yang buruk, antara lain terlalu banyak daging dan lemak yang tidak diimbangi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung serat.
Zat besi yang berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging sapi dan kambing serta tranfusi darah.
Lemak jenuh dan asam lemak omega-6 (asam linol).
Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon.
Obesitas.
Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi, atau pengemudi kendaraan umum.
Pemeriksaan medis
Fiberoptik kolonoskopi:
Memasukkan sejenis pipa terbuat dari serat optik ke dalam usus melalui anus (dubur). Kamera yang terdapat pada alat itu bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan apakah dalam usus terdapat polip atau tidak.
CT Scan.
Pemeriksaan darah:
Menentukan tumor marker CEA (carcino-embryonis antigen) dalam darah.
Perawatan
Kemoterapi
Radiasi
Operasi:
Pemotongan usus besar yang sakit, dan menyambungkan kembali dua ujung bagian usus besar yang sehat.
Teknik laparoskopi:
Melalui beberapa lubang kecil yang dibuat dibeberapa titik di perut. Operasi dilakukan dengan alat-alat kecil yang dioperasikan lewat lubang-lubang itu dan dipantau lewat layar monitor.
Pencegahan
Konsumsi banyak makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
Asam lemak omega-3, yang banyak terdapat dalam ikan tertentu.
Kosentrasi kalsium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
Susu yang mengandung Lactobacillus acidophilus.
Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.
Hidup rileks dan kurangi stres.
Deteksi Dini
Seperti halnya deteksi dini kanker mulut rahim menggunakan papsmear atau untuk kanker payudara memakai mamografi, terhadap kanker kolon pun bisa dilakukan deteksi dini.
Deteksi dini kanker kolon dianjurkan kepada mereka yang telah menginjak usia 50 tahun. Tetapi bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga pernah terkena kanker ovarium, kolon dan kanker paru, disarankan melakukan deteksi dini sebelum usia 50 tahun.
Kanker kolon dianggap sebagai penyakit yang perjalanannya lambat. Karena itu masyarakat dianjurkan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah yang ada dalam tinja dan kolonoskopi.
"Sebaiknya deteksi dini dilakukan sejak usia 40 tahun bagi yang memang memiliki riwayat ketiga jenis kanker tersebut dalam keluarganya," kata dr Aru W Sudoyo, konsultan hematologi dan onkologi medik dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo kepada Media Indonesia, pekan lalu di ruang kerjanya.
Apalagi bagi mereka yang telah mengalami gejala, seperti perdarahan pada saat buang air besar dan tertutupnya jalan usus atau penyumbatan," lanjut Aru, deteksi dini sangat disarankan.
Menurut Aru, beberapa prosedur deteksi dini kanker kolon antara lain:
Pemeriksaan colok dubur oleh dokter bila seseorang mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan tersebut sekaligus untuk mengetahui adanya kelainan pada prostat.
Setelah itu, dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah samar (occult blood) secara berkala, apakah terdapat darah pada tinja atau tidak. Kemudian pemeriksaan secara visual dengan endoskopi di kolon atau disebut kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi atau teropong usus ini dianjurkan segera dilakukan bagi mereka yang sudah mencapai usia 50 tahun.
Pemeriksaan kolonoskopi relatif aman, tidak berbahaya, namun pemeriksaan ini tidak menyenangkan. Kolonoskopi dilakukan untuk menemukan kanker kolorektal sekaligus mendapatkan jaringan untuk diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan ini diperlukan alat endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut dapat melihat sepanjang usus besar, memotretnya, sekaligus biopsi tumor bila ditemukan.
Cara lain untuk menunjang diagnosis kanker kolon adalah dengan enema barium. Pada pemeriksaan enema barium, bahan cair barium dimasukkan ke usus besar melalui dubur dan siluet (bayangan)-nya dipotret dengan alat rontgen. Pada pemeriksaan ini hanya dapat dilihat bahwa ada kelainan, mungkin tumor, dan bila ada perlu diikuti dengan pemeriksaan kolonoskopi.
Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi kanker dan polip yang besarnya melebihi satu sentimeter. Kelemahannya, pada pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan biopsi.
Dengan kolonoskopi dapat dilihat kelainan berdasarkan gambaran makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh darahnya. Aru mengatakan dengan deteksi dini diharapkan kanker kolon dapat segera ditangani atau diterapi. Beberapa terapi, seperti kemoterapi dan radiasi dapat dilakukan untuk mengatasi kanker kolon

Tehnik perawatan kolostomi
 
 Cara Kerja:1. Atur posisi pasien supine atau berdiri.2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
bersih.3. Pasang pengalas (under pad).
4
. Angkat kantong kolostomi lama dengan menekan kulit sekitar kolostomi,gunakan bensin wash untuk mempermudah dan letakkan ke kantong sampah.5. Bersihkan peristoma secara hati-hati dengan menggunakan kapas lembab laludikeringkan dengan tissue.6. Gunting lubang kantong kolostomi baru dengan menggunakan kolostomi guide(1/16-1/8 inc lebih besar dari lubang kolostomi) sebelum membuka plastik penutupperekat kantong/face plate.7. Pasang skin barrier dan kantong, apabila kulit ada yang tidak rata beri pastakolostomi dan tunggu sampai kering 1-2 menit sebelum dipasang kantongkolostomi.8. Tekan pinggir kantong kolostomi dengan telunjuk secara pelan.9. Jika kantong kolostomi telah terpasang dengan baik letakkan tangan perawatdiatas kolostomi selama 2 menit untuk meyakinkan bahwa kantong terpasangdengan benar.10. Pasang belt kolostomi atau plester non allergic.11. Rapikan alat-alat dan semprot ruangan dengan deodorant kolostomi (pewangiruangan).12. Buka sarung tangan dan cuci tangan.13. Kantong kolostomi dapat dipertahankan 3-7 hari serta dapat dipakai saat mandidan setelah mandi dan keringkan dengan baik.1
4
. Dokumentasikan. Evaluasi:1. Tidak ada kemerahan, iritasi, erosi, dan gangguan kulit sekitar peristoma.2. Sekitar stoma bebas dari kebocoran.3. Kantong stoma hanya berisi setengah oleh feses dan bebas dari flatus (tidak kembung).
4
. Bebas bau dari kantong stoma.5. Pasien dapat merawat stoma secara mandiri. Dokumentasi:1. Penampilan dari stoma, kulit peristoma, karakter keluaran dari stoma.2. Dokumentasikan respon pasien terhadap stoma.3. Laporkan proses pembelajaran dalam merawat stoma secara mandiri. 
 
 B.     Jenis-jenis Kolostomi Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu sehingga jenisnyaada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuatsecara permanen atau sementara 1.         Kolostomi PermanenPembuatan kolostomi permanent biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak mungkin untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan ataupengangkatan kolon atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus 2.         Kolostomi Temporer/Sementara Kolostomi ini memiliki  2 ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomenyang disebut kolostomi dabel baret.Lubang kolostomi yang muncul di permukaan abdomen berupa mukosakemerahan yang di sebut STOMA Komplikasi Kolostomi 1.      Obstruksi /PenyumbatanData disebabkan oleh adanya pelengketan usus atau adanya pengerasan fesesyang sulit di keluarkaan untuk menghindari penyumbatan,pasien perlu di lakukanirigasi kolostomi secara teratur. 2.      InfeksiKontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebabinfeksi pada luka sekitar STOMA 3.      Reaksi Stoma / mengkerutStoma mengalami peningkatan karena kantong kolostommi yang terlalu sempitdan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk di sekitar stoma. 
4
.      Prolaps pada StomaTerjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyongkong stoma yang kurang kuat pada pembedahan 5.      Stenosis6.      Pendarahan Stoma
 
Akibat yang mungkin terjadi karena kolostomi 1.      Iritasi Kulit2.      Diare3.      Pendarahan Stoma (lubang kolostomi)
4
.      Infeksi (masuknya kuman penyakit pada luka operasi)5.      Sepsis (Demam karena bakteri dsb) dan6.      Kematian C.     Perawatan Kolostomi 1.         Pengertian Suatu tindakan mengganti kantong kolostomi yang penuh dengan yang baruatau membersihkan stoma kolostomi,kulit sekitar stoma dan mengganti kantomgkolostomi secara berkala. 2.         Tujuan Ø   Menjaga kebersihan klienØ   Mencegah terjadinya infeksiØ   Mencegah iritasi kulit skitar stomaØ   Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkunganØ   Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakannØ   Mengatur posisi tidur klien atau supinasi 3.         Persiapan Alat 1.      Colostomi bag atau cincin tumit,bantalan kapas,kain berlubang dan kain bersegiempat2.      Kapas sublimat atau kapas basah NACL3.      Kapas kering
4
.      Satu pasang handscoon5.      Kantong berbentuk balutan kotor 6.      Baju ruangan /celemeg7.      Betadine bila perlu ,mengalami iritasi8.      Zinch salep9.      Perlak dan alasnya10.   Plaster dan gunting11.  Bila perlu obat desinfektan
 
12.  Nerbeken / bengkok 13.  Set ganti balut  
4
.         Persiapan Pasien 1.    Mengucapkan salam2.    Memperkenalkan diri3.    Menjelaskan prosedur 
4
.    Penjelasan yang disampaikan dapat dimengerti5.    Dalam berkkomunikasi bahasa harus jelas6.    Klien / keluarga di beri kesempatan untuk bertanya7.    Privasi klien selama komunikasi dihargai8.    Memperlihatkan kesabaran,penuh empati,sopan dan penuh perhatian9.    Membuat kontrak (waktu dan tempat)  5.         Prosedur kerja 1.    Cuci tangan2.     Gunakan handscoon3.    Letakkkan perlak dan alasnya dibagian kanan atau kiri pasien atau letak stoma
4
.    Meletakkan bengkok di atas perlak dan di letakkan tubuh pasien5.    Mengobsesrvasi produk stoma (warna konsisten)6.    Membuka kantong stomi dengan hati-hati dengan menggunakan pinset7.    Meletakkan colostomy bag kotor ke dalam bengkok 8.    Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma9.    Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas subllimat /kapas hangat (air hangat)10.    Keringkan kulit sekitar colostomy11.    Membersihkan zink salep(tipis-tipis) jikan terdapat iritasi kulit sekitar stoma12.    Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma kolostomi13.    Menempelkan kantong koloastomi dengan posisi vertical / horizontal1
4
.    Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi15.    Memasang kolostomi bag dengan tepat tanpa udara di dalamnya16.    Merapikan klien dan lingkungan17.    Membereskan alat-alat dan membuang kotoran18.    Melespakan handscoon19.    Mencuci tangan20.    Membuat laporan

Hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia, memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan penderitanya akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya, misalnya, jika anak-anak penderitanya terlalu aktif.
Berasal dari bahasa Latin, herniae, yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.
Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut.
Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal didaerah perkotaan yang notabene yang penuh dengan aktivitas maupun kesibukan dimana aktivitas tersebut membutuhkan stamina yang tinggi. Jika stamina kurang bagus dan terus dipaksakan maka, penyakit hernia akan segera menghinggapinya.
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :
  • hernia bawaan (kongenital)
  • hernia yang didapat (akuisita)
Berdasarkan letaknya, hernia dibagi menjadi
  • hernia diafragma yaitu menonjolnya organ perut kedalam rongga dada melalui lubang pada diafragma (sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut).
  • inguinal
  • umbilical yaitu benjolan yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar)
  • femoral yaitu benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis.
Sedangkan menurut sifatnya, ada hernia
  • reponibel ; bila isi hernia dapat keluar masuk.
  • hernia irreponibel ; bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga
  • strangulata : bila terdapat keluhan nyeri, biasanya karena terjepitnya pembuluh darah
  • incarserata : terdapat tanda obstruktif, sperti tidak bisa buang air besar, tidak bisa buang angin dan terdapat nyeri
  • hernia akreta ; jika tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus akibat perlekatan tersebut.

Namanya terkesan indah. Bisa-bisa kita membayangkan seorang wanita cantik. Padahal hernia itu nama gangguan kesehatan yang umumnya diderita pria. Meski kebanyakan menyerang manula, ia juga bisa terjadi pada anak-anak. Oleh khalayak ramai, hernia dikenal sebagai turun berok atau burut.

Pak Jaya, 51 tahun, datang ke dokter mengeluh ada benjolan sebesar telur puyuh di lipat paha sebelah kanan. Benjolan itu keluar kalau ia berdiri, batuk-batuk, dan sehabis buang air besar, dan menghilang di pagi hari. Setelah diperiksa, ternyata Pak Jaya menderita hernia. Dokter pun menganjurkannya untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah.

Nama penyakit ini berasal dari bahasa Latin, herniae, yang berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah (defek) pada dinding rongga itu. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.

Hernia dibedakan atas beberapa jenis. Penamaannya disesuaikan menurut letaknya. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi di lipat paha. Jenis ini merupakan yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut. Bila terjadi di paha disebut hernia femoralis, di pusar dinamai hernia umbilikalis, dan di sekat rongga badan dijuluki hernia diafragmatika.

Selain itu, ada jenis hernia insisional, yakni yang terjadi setelah suatu pembedahan. Karena setelah pembedahan biasanya kekuatan jaringan tidak seratus persen kembali seperti semula, daerah itu kemudian menjadi lemah dan dapat mengalami hernia.

Otot dinding rongga perut melemah

*
Masyarakat awam menyangka, hernia merupakan gangguan kesehatan hanya pada kalangan estewe (setengah tua) atau usia lanjut.

Padahal, sebenarnya hernia dapat juga terjadi pada anak-anak. Ia juga lebih sering dialami laki-laki ketimbang perempuan. Ini terjadi karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Pada janin laki-laki, testis (buah pelir) turun dari rongga perut menuju skrotum (kantung kemaluan) pada bulan ketujuh hingga kedelapan usia kehamilan. Lubang yang berupa saluran itu akan menutup menjelang kelahiran atau sebelum anak mencapai usia satu tahun. Ketika dewasa, daerah itu dapat menjadi titik lemah yang potensial mengalami hernia.

Penderitanya sering mengeluhkan adanya benjolan yang tidak nyeri namun cukup mengganggu. Seberapa jauh mengganggunya, tergantung seberapa besar penonjolannya. Penonjolan muncul karena adanya kelemahan anatomis pada otot dinding perut menimbulkan penonjolan di tempat yang lemah tadi. Kondisi menjadi lebih parah bila ada dorongan akibat peningkatan tekanan di dalam rongga perut. Misalnya, akibat mengejan ketika buang air, batuk-batuk, atau mengangkat beban berat.

Menurut dr. Rudi Hartanto, dokter spesialis bedah, pada bayi dan anak-anak, hernia merupakan keadaan bawaan sejak lahir (kongenital) dan berisi cairan. Jadi bukan hernia inguinalis pada umumnya yang berisi bagian usus. Hernia pada anak-anak terjadi karena hubungan antara rongga perut dan kantung kemaluan, yang merupakan tempat testis bergerak turun dari rongga perut ke kantung kemaluan ketika anak masih dalam kandungan, tetap ada.

Pada orang dewasa, hernia terjadi karena dua faktor utama.

Pertama, adanya otot dinding rongga, misalnya perut, yang lemah. Kedua, dorongan yang menyebabkan tekanan di dalam rongga perut meningkat. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi pada usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada wanita, kegemukan juga dapat memungkinkan timbulnya daerah yang lemah. Keadaan-keadaan itu, jika ditambah dengan faktor kedua tadi, dapat mengakibatkan usus terdorong ke dalam "daerah perbatasan" yang lemah tadi dan menonjol ke luar.

Pendapat lain menyatakan, kebiasaan merokok, penyakit yang mengenai jaringan ikat, dan penyakit gula (diabetes melitus) juga dapat mempengaruhi timbulnya hernia. Ketiganya berkaitan dengan gangguan metabolisme pada jaringan ikat.

Hernia ringan bisa bersifat reponibel, yaitu bagian usus yang keluar dapat masuk kembali ke rongga perut jika penderita berbaring atau didorong sendiri oleh penderita. Yang celaka bila hernia sudah masuk ke tahap selanjutnya, yang ireponibel. Pada tahapan ini isi hernia yang keluar tidak bisa masuk kembali meskipun didorong dari luar.

Kita juga perlu waspada jika cincin hernia berdiameter kecil. Pasalnya, bila sudah ada usus yang keluar, dengan tekanan rongga perut yang bertambah, bagian usus dapat keluar lebih banyak lagi dari lubang itu. Bila terus berlanjut, bisa menjadi hernia inkaserata, yakni bagian usus yang terjebak tidak dapat kembali. Atau menjadi hernia strangulata karena usus yang terjebak tadi dapat mengalami pembusukan dan mati karena tidak mendapat pasokan darah.

Lebih baik segera dioperasi

*
Hernia pada orang dewasa sebaiknya ditangani sedini mungkin. Bila didiamkan dan bertambah parah, nyawa bisa jadi taruhannya.

"Terapinya tak ada jalan lain, kecuali operasi," dr. Rudi menegaskan. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan. Karena penyebabnya keadaan anatomi yang melemah atau mengalami kelainan, pembedahan memang menjadi satu-satunya terapi.

Pembedahan untuk menangani hernia ini termasuk tindakan bedah yang sering dilakukan. "Operasi penderita hernia merupakan tindakan bedah kedua tersering setelah operasi usus buntu (apendisitis)," ujar dr. Rudi yang berperawakan tinggi dan ramah

Pada orang dewasa, pembedahan dilakukan untuk menutup lubang dan memperkuat bagian yang lemah. Otot perut dirapatkan menutupi lubang yang ada. Pada zaman baheula, operasi dilakukan dengan menempatkan penderita dalam "posisi Trendelenburg" (kepala di bawah) agar isi hernia masuk kembali ke rongga perut oleh gaya gravitasi Bumi.

Pembedahan dapat dilakukan terencana, tidak harus segera. Khusus untuk hernia inkarserata dan strangulata, tindakan operasi harus segera dilakukan. Bila tidak, bagian isi hernia yang terjepit lalu membusuk dan bisa menjadi sumber infeksi ke seluruh dinding usus (peritonitis). Akibat yang lebih buruk adalah kematian bagi penderitanya.

Setelah operasi, semuanya jadi beres? Belum tentu. Penderita biasanya masih mengeluh soal lain. Setelah operasi ia merasakan bagian yang dioperasi seperti tertarik dan nyeri.

Untuk mengatasi keluhan tadi, kini tersedia jala sintetis yang dikenal dengan mesh. Penggunaannya menguntungkan bagi penderita pascaoperasi, karena otot perutnya tidak lagi ditarik, sehingga penderita tidak akan merasa nyeri.

Selain tindakan bedah konvensional, kini juga ada terapi dengan teknik bedah laparoskopi. Keuntungan teknik ini antara lain, luka operasinya kecil sehingga penyembuhannya pun lebih cepat. Namun, teknik ini lebih rumit dan lebih mahal. Celakanya, hasil yang diperoleh dinilai tidak begitu maksimal, sehingga para dokter lebih memilih teknik biasa.

"Pada anak-anak, sebelum anak mencapai usia satu tahun, biasanya belum dilakukan tindakan. Diharapkan, lubang akan menutup sendiri mengikuti pertumbuhannya," tambah dokter lulusan Belgia ini. "Namun, jika setelah berusia satu tahun, lubang masih terbuka, dokter akan menganjurkan operasi. Kalau dibiarkan, lubang dapat bertambah besar. Ketika anak mulai berjalan dan beraktivitas, lubang tadi dapat terus membesar akibat dorongan terus-menerus. Akibatnya, tidak hanya cairan yang keluar, usus pun dapat keluar, sehingga berlanjut menjadi hernia." Pada anak-anak, tindakan hanya ditujukan untuk menutup lubang.

Jangan sampai kambuh

*
Penderita hernia pascaoperasi bisa mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi dalam beberapa bulan atau setahun, hal ini mungkin merupakan akibat dari pembedahan yang dilakukan.

Namun, bila kekambuhan terjadi setelah dua tahun atau lebih, tampaknya terjadi kelemahan fasia yang progresif. Hati-hati bila kekambuhan terjadi berulang. Kemungkinan hernia berkembang menjadi hernia inkarserata dan strangulata menjadi lebih besar.

Untuk mencegah kekambuhan, penderita harus menghindari hal-hal yang dapat meninggikan tekanan di dalam rongga perut, misalnya batuk dan bersin yang kuat, konstipasi (sembelit), mengejan, serta mengangkat barang berat. Misalnya, untuk menghindari batuk-batuk yang persisten, kalau ia perokok sebaiknya berhenti merokok. Jangan sampai ia harus mengejan, kalau ada kesulitan buang air kecil atau besar, sebaiknya segera berobat dan diatasi dulu. Kalau pekerjaan penderita sering menuntut dirinya mengangkat beban berat, sebaiknya ia minta dipindahtugaskan. Pada wanita yang kegemukan, dianjurkan untuk mengurangi bobot badan.

Terapi nonbedah berupa pemakaian penopang (truss) hanya bersifat menunjang, sama sekali tidak memperbaiki hernia itu, apalagi menyembuhkan. Cara ini diperuntukkan bagi penderita yang menolak operasi atau, karena keadaan yang tidak memungkinkan, tidak dapat dioperasi. Namun, untuk penderita yang menolak operasi, perlu dijelaskan bahwa keadaan penyakitnya dapat berlanjut dan akhirnya tetap diperlukan operasi. Pada keadaan lanjut itu, operasi akan menjadi lebih sulit, apalagi kalau sampai isi hernia tidak bisa dikembalikan ke tempat asalnya atau membusuk.

Jadi, dalam memandang hernia sebagai suatu penyakit, yang penting adalah penanganan secara dini dan pencegahan risiko lebih lanjut. (Intisari)
Tehnik perawatan kolostomi

 
 Cara Kerja:1. Atur posisi pasien supine atau berdiri.2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih.3. Pasang pengalas (under pad).
4
. Angkat kantong kolostomi lama dengan menekan kulit sekitar kolostomi,gunakan bensin wash untuk mempermudah dan letakkan ke kantong sampah.5. Bersihkan peristoma secara hati-hati dengan menggunakan kapas lembab laludikeringkan dengan tissue.6. Gunting lubang kantong kolostomi baru dengan menggunakan kolostomi guide(1/16-1/8 inc lebih besar dari lubang kolostomi) sebelum membuka plastik penutupperekat kantong/face plate.7. Pasang skin barrier dan kantong, apabila kulit ada yang tidak rata beri pastakolostomi dan tunggu sampai kering 1-2 menit sebelum dipasang kantongkolostomi.8. Tekan pinggir kantong kolostomi dengan telunjuk secara pelan.9. Jika kantong kolostomi telah terpasang dengan baik letakkan tangan perawatdiatas kolostomi selama 2 menit untuk meyakinkan bahwa kantong terpasangdengan benar.10. Pasang belt kolostomi atau plester non allergic.11. Rapikan alat-alat dan semprot ruangan dengan deodorant kolostomi (pewangiruangan).12. Buka sarung tangan dan cuci tangan.13. Kantong kolostomi dapat dipertahankan 3-7 hari serta dapat dipakai saat mandidan setelah mandi dan keringkan dengan baik.1
4
. Dokumentasikan. Evaluasi:1. Tidak ada kemerahan, iritasi, erosi, dan gangguan kulit sekitar peristoma.2. Sekitar stoma bebas dari kebocoran.3. Kantong stoma hanya berisi setengah oleh feses dan bebas dari flatus (tidak kembung).
4
. Bebas bau dari kantong stoma.5. Pasien dapat merawat stoma secara mandiri. Dokumentasi:1. Penampilan dari stoma, kulit peristoma, karakter keluaran dari stoma.2. Dokumentasikan respon pasien terhadap stoma.3. Laporkan proses pembelajaran dalam merawat stoma secara mandiri. 
 
 B.     Jenis-jenis Kolostomi Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu sehingga jenisnyaada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuatsecara permanen atau sementara 1.         Kolostomi PermanenPembuatan kolostomi permanent biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak mungkin untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan ataupengangkatan kolon atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus 2.         Kolostomi Temporer/Sementara Kolostomi ini memiliki  2 ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomenyang disebut kolostomi dabel baret.Lubang kolostomi yang muncul di permukaan abdomen berupa mukosakemerahan yang di sebut STOMA Komplikasi Kolostomi 1.      Obstruksi /PenyumbatanData disebabkan oleh adanya pelengketan usus atau adanya pengerasan fesesyang sulit di keluarkaan untuk menghindari penyumbatan,pasien perlu di lakukanirigasi kolostomi secara teratur. 2.      InfeksiKontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebabinfeksi pada luka sekitar STOMA 3.      Reaksi Stoma / mengkerutStoma mengalami peningkatan karena kantong kolostommi yang terlalu sempitdan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk di sekitar stoma. 
4
.      Prolaps pada StomaTerjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyongkong stoma yang kurang kuat pada pembedahan 5.      Stenosis6.      Pendarahan Stoma
 
Akibat yang mungkin terjadi karena kolostomi 1.      Iritasi Kulit2.      Diare3.      Pendarahan Stoma (lubang kolostomi)
4
.      Infeksi (masuknya kuman penyakit pada luka operasi)5.      Sepsis (Demam karena bakteri dsb) dan6.      Kematian C.     Perawatan Kolostomi 1.         Pengertian Suatu tindakan mengganti kantong kolostomi yang penuh dengan yang baruatau membersihkan stoma kolostomi,kulit sekitar stoma dan mengganti kantomgkolostomi secara berkala. 2.         Tujuan Ø   Menjaga kebersihan klienØ   Mencegah terjadinya infeksiØ   Mencegah iritasi kulit skitar stomaØ   Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkunganØ   Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakannØ   Mengatur posisi tidur klien atau supinasi 3.         Persiapan Alat 1.      Colostomi bag atau cincin tumit,bantalan kapas,kain berlubang dan kain bersegiempat2.      Kapas sublimat atau kapas basah NACL3.      Kapas kering
4
.      Satu pasang handscoon5.      Kantong berbentuk balutan kotor 6.      Baju ruangan /celemeg7.      Betadine bila perlu ,mengalami iritasi8.      Zinch salep9.      Perlak dan alasnya10.   Plaster dan gunting11.  Bila perlu obat desinfektan
 
12.  Nerbeken / bengkok 13.  Set ganti balut  
4
.         Persiapan Pasien 1.    Mengucapkan salam2.    Memperkenalkan diri3.    Menjelaskan prosedur 
4
.    Penjelasan yang disampaikan dapat dimengerti5.    Dalam berkkomunikasi bahasa harus jelas6.    Klien / keluarga di beri kesempatan untuk bertanya7.    Privasi klien selama komunikasi dihargai8.    Memperlihatkan kesabaran,penuh empati,sopan dan penuh perhatian9.    Membuat kontrak (waktu dan tempat)  5.         Prosedur kerja 1.    Cuci tangan2.     Gunakan handscoon3.    Letakkkan perlak dan alasnya dibagian kanan atau kiri pasien atau letak stoma
4
.    Meletakkan bengkok di atas perlak dan di letakkan tubuh pasien5.    Mengobsesrvasi produk stoma (warna konsisten)6.    Membuka kantong stomi dengan hati-hati dengan menggunakan pinset7.    Meletakkan colostomy bag kotor ke dalam bengkok 8.    Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma9.    Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas subllimat /kapas hangat (air hangat)10.    Keringkan kulit sekitar colostomy11.    Membersihkan zink salep(tipis-tipis) jikan terdapat iritasi kulit sekitar stoma12.    Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma kolostomi13.    Menempelkan kantong koloastomi dengan posisi vertical / horizontal1
4
.    Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi15.    Memasang kolostomi bag dengan tepat tanpa udara di dalamnya16.    Merapikan klien dan lingkungan17.    Membereskan alat-alat dan membuang kotoran18.    Melespakan handscoon19.    Mencuci tangan20.    Membuat laporan