Rabu, 29 Juni 2011

gangguan pada anorektal (hemorrhoid)



Sebagai saluran terakhir pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker dari makanan yang kita konsumsi. Ada lima stadium dengan sifat masing-masing dan besaran kemungkinan bertahan hidup yang semakin kecil bagi pasien.
Gejala
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Lelah, sesak napas waktu bekerja, dan kepala terasa pening.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Pendarahan pada rektum, rasa kenyang bersifat sementara, atau kram lambung serta adanya tekanan pada rektum.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Adanya darah dalam tinja, seperti terjadi pada penderita pendarahan lambung, polip usus, atau wasir.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Pucat, sakit pada umumnya, malnutrisi, lemah, kurus, terjadi cairan di dalam rongga perut, pembesaran hati, serta pelebaran saluran limpa.
Penyebab
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan ototoksin serta gelombang elektromagnetik.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Pola makan yang buruk, antara lain terlalu banyak daging dan lemak yang tidak diimbangi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung serat.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Zat besi yang berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging sapi dan kambing serta tranfusi darah.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Lemak jenuh dan asam lemak omega-6 (asam linol).
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Obesitas.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi, atau pengemudi kendaraan umum.
Pemeriksaan medis
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Fiberoptik kolonoskopi:
Memasukkan sejenis pipa terbuat dari serat optik ke dalam usus melalui anus (dubur). Kamera yang terdapat pada alat itu bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan apakah dalam usus terdapat polip atau tidak.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
CT Scan.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Pemeriksaan darah:
Menentukan tumor marker CEA (carcino-embryonis antigen) dalam darah.
Perawatan
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Kemoterapi
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Radiasi
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Operasi:
Pemotongan usus besar yang sakit, dan menyambungkan kembali dua ujung bagian usus besar yang sehat.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Teknik laparoskopi:
Melalui beberapa lubang kecil yang dibuat dibeberapa titik di perut. Operasi dilakukan dengan alat-alat kecil yang dioperasikan lewat lubang-lubang itu dan dipantau lewat layar monitor.
Pencegahan
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Konsumsi banyak makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Asam lemak omega-3, yang banyak terdapat dalam ikan tertentu.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Kosentrasi kalsium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Susu yang mengandung Lactobacillus acidophilus.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Hidup rileks dan kurangi stres.
Deteksi Dini
Seperti halnya deteksi dini kanker mulut rahim menggunakan papsmear atau untuk kanker payudara memakai mamografi, terhadap kanker kolon pun bisa dilakukan deteksi dini.
Deteksi dini kanker kolon dianjurkan kepada mereka yang telah menginjak usia 50 tahun. Tetapi bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga pernah terkena kanker ovarium, kolon dan kanker paru, disarankan melakukan deteksi dini sebelum usia 50 tahun.
Kanker kolon dianggap sebagai penyakit yang perjalanannya lambat. Karena itu masyarakat dianjurkan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah yang ada dalam tinja dan kolonoskopi.
"Sebaiknya deteksi dini dilakukan sejak usia 40 tahun bagi yang memang memiliki riwayat ketiga jenis kanker tersebut dalam keluarganya," kata dr Aru W Sudoyo, konsultan hematologi dan onkologi medik dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo kepada Media Indonesia, pekan lalu di ruang kerjanya.
Apalagi bagi mereka yang telah mengalami gejala, seperti perdarahan pada saat buang air besar dan tertutupnya jalan usus atau penyumbatan," lanjut Aru, deteksi dini sangat disarankan.
Menurut Aru, beberapa prosedur deteksi dini kanker kolon antara lain:
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Pemeriksaan colok dubur oleh dokter bila seseorang mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan tersebut sekaligus untuk mengetahui adanya kelainan pada prostat.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Setelah itu, dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah samar (occult blood) secara berkala, apakah terdapat darah pada tinja atau tidak. Kemudian pemeriksaan secara visual dengan endoskopi di kolon atau disebut kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi atau teropong usus ini dianjurkan segera dilakukan bagi mereka yang sudah mencapai usia 50 tahun.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Pemeriksaan kolonoskopi relatif aman, tidak berbahaya, namun pemeriksaan ini tidak menyenangkan. Kolonoskopi dilakukan untuk menemukan kanker kolorektal sekaligus mendapatkan jaringan untuk diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan ini diperlukan alat endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut dapat melihat sepanjang usus besar, memotretnya, sekaligus biopsi tumor bila ditemukan.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Cara lain untuk menunjang diagnosis kanker kolon adalah dengan enema barium. Pada pemeriksaan enema barium, bahan cair barium dimasukkan ke usus besar melalui dubur dan siluet (bayangan)-nya dipotret dengan alat rontgen. Pada pemeriksaan ini hanya dapat dilihat bahwa ada kelainan, mungkin tumor, dan bila ada perlu diikuti dengan pemeriksaan kolonoskopi.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi kanker dan polip yang besarnya melebihi satu sentimeter. Kelemahannya, pada pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan biopsi.
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/sample1_icon.gif
Dengan kolonoskopi dapat dilihat kelainan berdasarkan gambaran makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh darahnya. Aru mengatakan dengan deteksi dini diharapkan kanker kolon dapat segera ditangani atau diterapi. Beberapa terapi, seperti kemoterapi dan radiasi dapat dilakukan untuk mengatasi kanker kolon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar